Rabu, 05 Mei 2010

Stasiun TV di Indonesia

Kita semua sudah pasti sepakat kalau perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah sangat mendominasi peradaban manusia. Sebagai salah satu contoh yang sering kita lihat adalah semakin banyaknya stasiun televisi swasta di Indonesia dengan beragam acara yang disajikannya.
berikut ini beberapa stasiun televisi swasta yang disiarkan secara nasional di kawasan wilayah nusantara beserta frekuensinya.


Trans TV 639 MHz
Trans 7 655 MHz
Global TV 671 MHz
TVOne 687 MHz
RCTI 703 MHz
SCTV 719 MHz
Indosiar 735 MHz
Metro TV 751 MHz
ANTV 767 MHz
TPI 799 MHz

Adapun stasiun televisi swasta lokal di kawasan Bandung dan sekitarnya:

IMTV 479 MHz
PJTV 519 MHz
STV Bandung 575 MHz
CT Channel 591 MHz
Bandung TV 607 MHz

UHF merupakan singkatan dari Ultra High Frequency. UHF merupakan rentang suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki rentang frekuensi antara 300 MHz sampai 3 GHz.
Gelombang radio diluar rentang UHF akan masuk ke dalam pengelompokan lain, seperti SHF, RHF dan VHF.
Berikut pembagiannya :

VHF (Very High Frequency) 30 – 300 MHz
UHF (Ultra High Frequency) 300 MHz – 3 GHz
SHF (Super High Frequency) 3 – 30 GHz
EHF (Extremely High Frequency) 30 – 300 GHz
Pada kesempatan kali ini akan fokus membahas tentang UHF dan penggunaannya dalam transmisi sinyal televisi.
UHF dan VHF biasanya digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Di Indonesia sebagian besar stasiun televisi menggunakan gelombang radio UHF, baik stasiun swasta maupun negeri. Seperti TVRI misalnya, TVRI tidak hanya menggunakan sinyal VHF dalam memancarkan siarannya, tetapi juga menggunakan UHF.

Minggu, 28 Maret 2010

CCS7 Signaling Flow






Dalam jaringan SS7, ISUP (Integrated Services Digital Network (ISDN) User Part) signaling pesan digunakan untuk melakukan setup, mengelola dan melepaskan batang sirkuit yang membawa panggilan suara antara kantor pusat switch. Pesan ISUP juga membawa informasi ID pemanggil, seperti partai pemanggilan nomor telepon dan nama. ISUP digunakan baik untuk ISDN dan non-ISDN panggilan antara kantor pusat switch. TCAP (Transaction Capabilities Application Part) pesan isyarat dukungan layanan teleponi, seperti toll-free (freephone), kartu panggil, nomor lokal portabilitas dan mobile (nirkabel) roaming dan layanan otentikasi. Layanan mobile diaktifkan oleh informasi yang dilakukan di dalam Mobile Application Part (MAP) dari sebuah pesan TCAP. TCAP mendukung rangkaian non-informasi yang berhubungan dengan pertukaran antara tanda titik dengan menggunakan Signaling Connection Control Part (SCCP) layanan connectionless.



gambar atas ini menunjukkan bahwa sistem pensinyalan SS7 bisa di sambungkan dengan suara melalui jaringan data dan pesan SS7 dapat diangkut melalui protokol Internet. Diagram ini menunjukkan bahwa telepon analog dan digital tersambung ke PSTN. Untuk menghubungkan telepon ini ke jaringan data suara melalui telepon, media bagian dari setiap sesi komunikasi akan diarahkan melalui gateway media di mana terjadi konversi dari circuit switched PSTN formulir ini untuk sebuah paket IP format media data (suara packetized.) Diagram ini menunjukkan bahwa paket media dapat disalurkan melalui jaringan data (misalnya Internet) ke titik akhir terminal komunikasi seperti komputer multimedia atau telepon IP. Diagram ini juga menunjukkan bahwa jaringan SS7 dapat mengontrol PSTN melalui signaling SS7 pesan dan dapat berkomunikasi dengan gateway media melalui signaling IP pesan.

Layer pada SS7

SS7 (Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses pengiriman controll information antar network elements.

Common Channel Signalling Saat signalling information dari voice atau data communication di kirimkan melalui network yang terpisah dengan voice/data channel nya, sering kali di sebut dengan common channel signalling (CCS). Implementasi pertama di USA tahun 1960. Saat itu di sebut Common Channel Signalling System #6 (CCS6).

Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching. Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.

A. Service Switching Point (SSP)

Pada awalnya SSP adalah digital switches yang menyediakan akses voice dan call routing yang sudah ditambahi dengan hardware interface dan software yang berhubungan dengan aplikasi SS7. Pada umumnya SSP merupakan Local Exchange (LE) atau Interexchange circuits switches dan mobile switching centre. Dalam dunia GSM, MSC berperan sebagai SSP di SS7 Network. SSP memiliki dua fungsi utama :

1. Menghubungkan dengan set-up dan memutuskan hubungan, menggunakan ISUP messaging. Saat SSP harus membangun hubungan (set-up) ke switch lain, SSP harus mampu mem-formulasikan dan mengirim SS7 message dengan informasi pengalamatan yang tepat.
2. Membuat dan me-launch SS7 message yg telah dipersiapkan ke database external.

B. Signal Control Point (SCP)

SCP adalah parameter/kontrol yang dihasilkan oleh interface untuk database aplication atau service control logic. Message/pesan yang dikirimkan dari SSP ke SCP digunakan untuk mendapatkan routing information dan service information. SCP bukanlan sebuah aplikasi data base melainkan menyediakan akses ke database aplication. Contoh, pentranslasian database dari toll-free (800-) didukung oleh SCP. Saat ada panggilan toll-free, switch LE akan menunda proses pemanggilan dan mengirim message ke SCP untuk mendapatkan jaringan/circuit Carrier Identifitaion Code (CIC) yang tepat agar panggilan dapat di route-kan ke switch yang tepat. Tanpa SCP, LE tidak akan tahu nomor 800 tersebut atau kemana dia akan di route kan. Beberapa produsen STP telah mulai menyediakan aplikasi database pada STP nya. Sehingga SCP dapat difungsikan juga sebagai STP. Pada SS7 network, aplikasi ini masih terlihat seperti SCP database dan sama network functions routing.

C. Signal Transfer Point (STP)

Fungsi utama dari STP adalah switch dan address SS7 messages. SS7 message tidaklah berasal atau ditujukan ke STP. Tetapi STP me-relay SS7 message seperti packet switch atau message router ke node SS7 lainnya agar dapat berkomunikasi. Beberapa SSP atau SCP memerlukan akses untuk signalling sebelum terhubung ke sebuah STP.

Fungsi-fungsi utama dari STP :

- Sebagai physical connection ke SS7 network
-Sekuritas melalui proses gateway screening

-Message routing melalui Message Transfer Part (MTP)
-Message addressing melalui Global Title Translation (GTT)

Biasanya STP-STP dioperasikan secara berpasangan sebagai cadangan/redundancy. STP-STP biasanya ter-interkoneksi secara hierarki dimana STP lokal menyediakan akses ke SSP. Kemudian STP lokal terhubung ke sebuah gateway STP, yang mana gateway STP ini menyediakan akses ke jaringan lain atau aplikasi data base.

Protokol SS7 Untuk memahami SS7, diperlukan pemahaman mengenai Open System Interconnection-OSI layer. Berikut lapisan-lapisan dari OSI layer :

1. Layer 1 - Physical
2. Layer 2 - Data Link
3. Layer 3 - Network
4. Layer 4 - Transport
5. Layer 5 - Session
6. Layer 6 - Presentation
7. Layer 7 -Application



The OSI Reference Model and the SS7 Protocol Stack


Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP).

MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.

MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua:

* Flag (F)
o indikasi awal dan akhir dari signal unit
* Cyclic Redundancy Chech (CK)
o 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating
* Signaling Information Field (SIF)
o Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
* Service Information Octet (SIO)
o indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
* Length Indicator (LI)
o menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut
* Forward Indicator Bit (FIB)
o Digunakan u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
* Forward Sequence Number (FSN)
o indikator sequence number signal unit
* Backward Indikator Bit (BIB)
o Untuk error recovery
* Backward Sequence Number (BSN)
o digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.

SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit:

1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor dan system akan tahu kapan link out of service
3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU atau LSSU ada.

MTP level tiga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management.

Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasa di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group : XXX-YYY-ZZZ

XXX = Network Identification

YYY = Cluster Member

ZZZ = Member Number

tiap nomor berasal dari 8 digit, jadi range nya dari 000-254. Semua elemen network di SS7 ditandai (dialamati) dengan sebuah POINT CODE.

Untuk point code dari perangkat Samsung dan Huawei, point code-nya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3.

Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang di sebut alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP -STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.

GT (Global Title) merupakan addressing yang di gunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasi kan ke point code STP berikut nya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).

MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:

* Link Management => menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation dan restoration.

* Route Management => provide exchange of signalling route availability between signalling points using predefined procedures, such as transfer prohibited, tranfer restricted , etc.
* Traffic management => mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service


INAP
Intelligent Network Application Part (INAP) adalah sebuah protokol pensinyalan yang digunakan dalam arsitektur intelligent network. Ini adalah bagian dari SS7 protocol, biasanya di atas lapisan TCAP. INAP juga dapat disebut sebagai logic untuk mengendalikan layanan telekomunikasi yang melayani migrasi dari switching tradisional ke basis komputer berplatform independen.


ITU mendefinisikan beberapa “tingkat kemampuan” untuk protokol ini, dimulai dengan Kemampuan Set 1 (CS-1). Sebuah aplikasi umum untuk IN adalah Number Translation service. Sebagai contoh, di Inggris Raya, 0800 nomor adalah freephone dan diterjemahkan ke nomor geografis menggunakan platform IN. Telepon melakukan decode angka 0800 ke IN trigger dan pergantian terhubung ke IN.


Pertukaran Telepon menggunakan TCAP, SCCP dan INAP dan dalam istilah IN adalah Layanan Switching Point ini mengirimkan sebuah pesan INAP Initial Detection Point (IDP) ke Layanan Control Point. Lalu SCP mengembalikan sebuah pesan sambungan INAP, yang berisi nomor geografis untuk meneruskan panggilan.


Pesan INAP didefinisikan menggunakan pengkodean ASN.1. SCCP digunakan untuk routing. Bentuk Extended INAP adalah Customized Applications for Mobile Enhanced Logic. TCAP ini digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam unit diskrit.


IS-41
IS-41, juga dikenal sebagai ANSI-41, adalah sistem telekomunikasi mobile seluler standar untuk mendukung mobilitas penuh dengan mengaktifkan jaringan switch. ANSI-41 adalah standar yang sekarang disetujui untuk digunakan sebagai jaringan teman sisi ke sisi nirkabel AMPS (analog), IS-136 (Digital AMPS), cdmaOne, dan jaringan CDMA2000. Bersaing dengan GSM MAP, tetapi pada akhirnya akan menggabungkan keduanya untuk mendukung roaming di seluruh dunia.


IS-41 memfasilitasi operasi antar-switch seperti handoff dan roaming otentikasi. IS-41 berkembang melalui revisi 0, A, B, C, dan D dengan semakin kuat dan didistribusikannya panggilan pengolahan antara switch dan database mereka. Untuk menggambarkan IS-41 memerlukan terminologi khusus untuk memilih panggilan telepon asal dan mengakhiri hubungan, yang disebut MSC (anchor-MSC, candidate-MSC, homing-MSC, serving MSC dan target MSC) dan database yang disebut VLR dan HLR. Untuk handoffs messaging, terjadi antara switch. Untuk roaming dan otentikasi, pesan akan mencakup sebuah HLR dan VLR. Dalam kasus keduanya, PSTN mungkin diperlukan untuk membawa pesan.

Node jaringan SS7 atau SP ( Signalling Point ) memiliki sebuah alamat yang disebut sebagai Point Code (PC). Mode pengalamatan ini ada yang menggunakan jenis international network yang menggunakan 14-bit PC dan national network yang juga menggunakan 14-bit PC kecuali Amerika Selatan, China yang menggunakan 24-bit PC, ataupun Jepang yang menggunakan 16-bit PC.
Pengalamatan national PC bersifat unik pada sebuah jaringan operator, begitu juga international PC juga unik di jaringan international.

SS7, dan perbedaan SS7 dengan over voip

Flexibility
Dengan VoIP, anda dapat melakukan panggilan darimana saja yang memilki broadband connectivity. Dengan kata lain IP Phones or ATAs broadcast harus terhubung dengan internet. Para business man dapat membawa phones or ATAs mereka didalam perjalanan untuk memudahkan peng-aksesan teleponn rumah. Alternative yang lain adalah Softphone yang merupakan client software yanh mendukung layanan VoIP.
Price
Banyak perusahaan VoIP yang menawarkan harga per orang hanya membutuhkan biaya Rp. 150-200.000 / bulan / orang flat rate untuk menggunakan Internet telepon dan menelepon ke manapun di seluruh dunia ini.
Banyak perusahaan VoIP menyediakan features seperti telepon biasa.dengan beberapa penambahan. Antara lain:
• Caller ID
• Call waiting
• Call transfer
• Repeat dial
• Return call
• Three-way calling
• Etc

SIGTRAN

Berbagai perangkat yang ada di jaringan tradisional PSTN (TDM) harus dapat berkomunikasi dengan perangkat-perangkat yang ada di jaringan IP. Untuk itu, berbagai protokol yang ada di PSTN harus dapat dilewatkan pada jaringan IP. Protokol- protokol tersebut diantaranya CCS7, V5.x dan ISDN. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka dibuatlah suatu fungsi pemetaan atau translasi yang akan memetakan protokol-protokol tersebut kedalam jaringan IP. Fungsi pemetaan inilah yang dilakukan oleh suatu protokol yang disebut Signalling Transport (Sigtran). Pada Sigtran terdapat suatu layer adaptasi yang diberi nama SCTP. SCTP inilah sebenarnya yang melakukan fungsi pemetaan pada protokol Sigtran.
adanya gateway yang melakukan pemetaan protokol dari protokol TDM ke protokol di jaringan IP. Dari protokol CCS7 (ISUP) dapat dilakukan pemetaan di layer MTP2 dengan menggunakan mekanisme M2PA dan M2UA, di layer MTP3 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme M3UA dan di layer SCCP dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme SUA. Untuk signalling di sisi akses seperti V5.1 dan V5.2 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme V K 5UA sedangkan untuk ISDN dengan IUA.

Kesemua fungsi pemetaan tersebut diatur oleh suatu standar dunia yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) yang disebut dengan Signalling Transport (Sigtran). SIGTRAN dipergunakan sebagai protokol Interworking antara jaringan PSTN dengan jaringan IP. Protokol Sigtran menyediakan seluruh fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung signalling TDM over IP, termasuk diantaranya :

- Flow control

- In-sequence delivery of signalling message

- Identifikasi originating dan terminating signalling point


l2="" level2="">- Identifikasi sirkit voice

- Error detection, retransmission, dan prosedur error correction lain

- Kontrol untukmenghindari kongesti pada internet

- Deteksi status entity

- Mendukung mekanisme keamanan dari informasi signalling

Gambar berikut ini adalah protokol stack Sigtran, dimana IP, SCTP dan adaptation protocol adalah model dari Sigtran Acrhitecture.

Kesimpulan

- Protokol Sigtran memungkinkan protokol-protokol yang bekerja di jaringan PSTN dapat dilewatkan ke dalam jaringan IP.

- Dengan adanya protokol Sigtran pada transport layer dalam arsitektur softswitch dimungkinkan pengontrolan panggilan yang efektif dan efisien karena protokol Sigtran dengan dukungan SCTP memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.

- SCTP pada protokol Sigtran dibentuk dari common header dan kumpulan chunk. SCTP merupakan suatu layer yang terletak antara layer user adaptation dan layer IP. Layer ini dirancang untuk menyediakan aplikasi protokol transmisi.

- Data-data dari protokol adaptasi akan dipotong-potong menjadi Data Chunk – Data Chunk yang akan digabungkan dengan Control Chunk sebelum dikirimkan ke MGC sebagai sebuah paket SCTP.

Sabtu, 27 Februari 2010

802.11n

1. Pengertian IEEE 802.11n
IEEE 802.11n-2009 adalah sebuah perubahan standar jaringan nirkabel
802,11-2.007 IEEE untuk meningkatkan throughput lebih dari standar sebelumnya,
seperti 802.11b dan 802.11g, dengan peningkatan data rate maksimum dalam lapisan
fisik OSI (PHY) dari 54 Mbit/s ke maksimum 600 Mbit/s dengan menggunakan
empat ruang aliran di lebar saluran 40 MHz.
Sejak 2007, Wi-Fi Alliance telah memberikan sertifikat interoperabilitas
produk "draft-N" berdasarkan pada draft 2.0 dari spesifikasi IEEE 802.11n. Aliansi
telah meningkatkan perangkat ini dengan tes kompatibilitas untuk beberapa perangkat
tambahan yang diselesaikan setelah Draft 2.0 . Lebih jauh lagi, telah ditegaskan
bahwa semua produk bersertifikat draft-n tetap kompatibel dengan produk-produk
standar akhir.
2. Deskripsi IEEE 802.11n
IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802,11 sebelumnya dengan
menambahkan multiple-input multiple-output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan
saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO adalah teknologi yang
menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan informasi lebih lanjut secara
koheren dari pada menggunakan satu antena. Dua manfaat penting MIMO adalah
menyediakan keragaman antenna dan spasial multiplexing untuk 802.11n.
Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division
Multiplexing (SDM). SDM secara spasial multiplexes beberapa stream data
independen, ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO
SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan stream data
spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah
baik pada pemancar dan penerima. Di samping itu, teknologi MIMO memerlukan
rantai frekuensi radio yang terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masingmasing
antena MIMO yang merubah biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem non-MIMO.
Saluran 40 MHz adalah fitur lain yang dimasukkan ke dalam 802.11n yang
menggandakan lebar saluran dari 20 MHz di 802.11 PHY sebelumnya untuk
mengirimkan data. Hal ini memungkinkan untuk penggandaan kecepatan data PHY
melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat diaktifkan di 5 GHz mode, atau dalam
2,4 GHz jika ada pengetahuan yang tidak akan mengganggu beberapa 802.11 lainnya
atau sistem non-802.11 (seperti Bluetooth) menggunakan frekuensi yang sama.
Arsitektur coupling MIMO dengan saluran bandwidth yang lebih luas
menawarkan peningkatan fisik transfer rate melebihi 802.11a (5 GHz) dan 802.11g
(2,4 GHz).

Token Ring vs FDDI

==>> TOKEN RING <<==

Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan berbasis teknologi ring yang pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun 1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring dan memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen kunci dari desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan IBM sendiri (proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan memasang hub aktif yang berada di dalam sebuah jaringan komputer.
Sambungan komputer dalam topologi ring

Pada tahun 1985, Asosiasi IEEE di Amerika Serikat meratifikasi standar IEEE 802.5 untuk protokol (cara akses) Token Ring, sehingga protokol Token Ring ini menjadi standar internasional. Pada awalnya, IBM membuat Token Ring sebagai pengganti untuk teknologi Ethernet (IEEE 802.3) yang merupakan teknologi jaringan LAN paling populer. Meskipun Token Ring lebih superior dalam berbagai segi, Token Ring kurang begitu diminati mengingat beaya implementasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ethernet.

Spesifikasi asli dari standar Token Ring adalah kemampuan pengiriman data dengan kecepatan 4 megabit per detik (4 Mbps), dan kemudian ditingkatkan empat kali lipat, menjadi 16 megabit per detik. Pada jaringan topologi ring ini, semua node yang terhubung harus beroperasi pada kecepatan yang sama. Implementasi yang umum terjadi adalah dengan menggunakan ring 4 megabit per detik sebagai penghubung antar node, sementara ring 16 megabit per detik digunakan untuk backbone jaringan.

Beberapa spesifikasi dan standar teknis Token Ring yang lain, seperti enkapsulasi Internet Protocol (IP) dan Address Resolution Protocol (ARP) dalam Token Ring dijelaskan dalam RFC 1042.

Dengan Token-Ring, peralatan network secara fisik terhubung dalam konfigurasi (topologi) ring di mana data dilewatkan dari devais/peralatan satu ke devais yang lain secara berurutan. Sebuah paket kontrol yang dikenal sebagai token akan berputar-putar dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai untuk pengiriman data. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token, mengisinya dengan data yang akan dikirimkan dan kemudian token dikembalikan ke ring lagi. Devais penerima/tujuan akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan akhirnya mengembalikan token ke pengirim lagi. Protokol semacam ini dapat mencegah terjadinya kolisi data (tumbukan antar pengiriman data) dan dapat menghasilkan performansi yang lebih baik, terutama pada penggunaan high-level bandwidth.

Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full Duplex, switched Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex menggunakan bandwidth dua arah pada jaringan komputer. Switched Token Ring menggunakan switch yang mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak dalam devais LAN tunggal). Sementara, standar 100VG-AnyLAN dapat mendukung baik format Ethernet maupun Token Ring pada kecepatan 100 Mbps.



==>> FDDI <<==

FDDI adalah interface jaringan menggunakan kabel serat optic dengan kapasitas sampai
100Mbps, berbasis token passing (seperti pada token ring) dengan menggunakan arsitektur
dual cincin LAN. Traffic FDDI pada dual cincin tersebut bergerak saling berlawanan arah
(sering disebut juga counter rotating ring). Cincin tersebut terdiri dari cincin primer dan
sekunder. Selama beroperasi, cincin primer digunakan untuk transmisi data dan cincin
sekunder berada dalam keadaan ‘idle’ atau tidak bekerja. Jika cincin primer mengalami
masalah, maka cincin sekunder dipergunakan untuk menggantikan cincin primer. Fungsi
utama dari penggunaan dua ring ini adalah untuk mendapatkan reliabilitas yang lebih tinggi
bila terjadi diskoneksi pada cincin primer.
FDDI dikembangkan oleh American National Standards Institute (ANSI) melalui standar
X3T9.5 pada pertengahan 1980-an. Melalui konsep dual cincinnya, FDDI mampu
mengatasi kelemahan dari token ring yang tidak mampu mengatasi koneksi yang putus bila
lintasan cincinnya yang mengalami diskoneksi. RFC yang menerangkan FDDI adalah RFC
1188.

New Teknologi : Zigbee

Teknologi ZigBee merupakan teknologi dengan data rate rendah (Low Data Rate), biaya
murah (Low cost), protokol jaringan tanpa kabel yang ditujukan untuk otomasi dan aplikasi remote control. Komite IEEE 802.15.4 kemudian mulai
bekerja pada standar data rate rendah tidak lama kemudian. Aliansi ZigBee dan IEEE kemudian memutuskan untuk bergabung dan ZigBee merupakan nama komersiil dari teknologi ini. ZigBee diharapkan mampu memberikan biaya yang murah serta daya yang rendah untuk koneksitas antara peralatan dengan konsumsi daya baterai hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun tetapi tidak memerlukan transfer data setinggi yang digunakan Bluetooth.

Prinsip kerja ZigBee
ZigBee memanfaatkan penuh kelebihan dari physical radio yang amat berguna dari standar IEEE802.15.4. ZigBee menambahkan jaringan logika, keamanan (security) dan perangkat aplikasinya(Application Software).

==> Stack Protocol
Stack protocolnya terdiri atas PHY dan MAC layer dari IEEE, Network/Security layer serta Application framework dari ZigBee Alliance flatform serta Application/Profiles yang bisa berasal dari ZigBee atau OEM. Fitur dari Stack Protocol Zigbee seperti:
- Mudah diaplikasikan dengan mikrokontroler berkapasitas rendah seperti mikrokontroler 8 bit 80C51 dari ATMEL
- Memiliki stack protocol yang sangat Compact
- Mendukung hingga slave yang amat sederhana sekalipun

Beberapa aplikasi dari ZigBee
Diawal dijelaskan bahwa teknologi ZigBee hadir karena tidak adanya standar yang
mengakomodasi kebutuhan khusus dari sebagian besar aplikasi kontrol dan sebagian besar perangkat pemantau jarak jauh (remote monitoring) yang membutuhkan penerapan jaringan tanpa kabeldengan kompleksitas rendah, serta solusi dengan biaya murah, mampu dipakai selama bertahun-tahun menggunakan baterai yang murah untuk aplikasi
pemantauan saja serta mampu menangani jaringan yang luas. Lingkup aplikasi teknologi ini akan banyak pada perangkat kontrol dan pemantau (monitoring).

ZigBee pada awalnya di motori oleh 8 perusahaaan yaitu : Ember, Freesclae, Honeywell,
Invensys, Mitsubishi, Motorola, Philips dan Samsung. Hingga sekarang sudah hampir 100 lebih perusahaan diseluruh dunia yang menyatakan komitmennya untuk menyediakan produk serta solusi yang mendukung ZigBee.
Keunggulan utama dari ZigBee adalah berdaya rendah (low power) sehingga meskipun hanya disuplai dengan baterai biasapun mampu untuk dihidupkan, melakukan pengecekan,
mengirim data dan mematikan hanya dalam waktu kurang dari 30 ms. Ini akan membuat baterai menjadi tahan lama. Jika sebuah titik disusun untuk penggunaan frame beacon dan GTS saja maka waktu on-air bisa ditekan hingga 3 ms. Hal ini bisa dicapai dengan hanya sebuah IC transceiver dengan fungsi PHY dan MAC serta pekerjaan ringan yang cukup dijalankan dengan mikrokontroler 8 bit. Keperluan memori flash ZigBee berkisar antara 16 hingga 60 KB bergantung dari kerumitan peralatan, fitur dari stack serta apakah sebuah perangkat RFD atau FFD.

Cara Setting IP v 6

Sudah dijelaskan bagaimana mengkonfigurasi windows anda menggunakan IPv6, sekarang bagaimana cara men-set IPv6 anda dengan yang anda kehendaki?
Klo menggunakan IPv6 itu biasanya udah secara default anda akan mendapatkan IP yang sesuai dengan jaringan dimana anda terhubung. Karena alamat IPv6 yang sangat banyak 2^128 berbeda dengan IPv4 yang hanya 2^32 maka dalam IPv6 tidak ada subnetting seperti yang ada pada IPv4.
Nah sekarang kita mau ngeset IPnya, pertama secara otomatis didapatkan dari stateless autoconfiguration yang diterima dari router advertisement dan stateful autoconfiguration dari DHCPv6. Ketikkan pada command prompt :

C:\Documents and Settings\Nama Komputer H>ipv6 renew

Sedangkan secara manual kita dapat menggunakan netsh jika pada Windows XP tapi jika menggunakan Vista bisa langsung lewat GUI

Sebelum mencoba menggunakan netsh pertama kita pahami dulu interfacenya. Jika IPv4 interfacenya bisa kita isi eth0, S1 atau lainnya. Tapi berbeda jika menggunakan IPv6 ada 7 intefacenya. Karena kita sekarang masih dalam tahap transisi dari IPv4 ke IPv6, masih banyak orang yang menggunakan jaringan IPv4. Jadi dalam perbedaan Internet protokol tersebut maka kita perlu melewatkan IPv4 pada jaringan IPv6 atau sebaliknya. Ada beberapa metode antara lain dual stack, tunneling dan translasi. Metode tunneling sendiri ada beberapa metode yaitu teredo tunneling, ISATAP tunneling, 6to4 dan 6over4.
Untuk interfacenya antara lain adalah :
1. Interface 7 adalah Teredo Tunneling
2. Interface 6 adalah fisik (Ethernet)
3. Interface 3 adalah 6to4 Tunneling
4. Interface 2 adalah Automatic Tunneling dengan alamat embedded IPv4
5. Interface 1 adalah loopback
Yang terlihat ada 5 interface tapi sebenarnya ada 7 (2 diantaranya yaitu interface 4 dan 5 tidak tampak karena merupakan interface VMware pada kondisi disable).
Untuk melihat interface tersebut bisa kita ketik dalam cmd :

C:\Documents and Settings\Nama Komputer H>ipv6 if

Nah.. sekarang kita mulai menggunakan netsh, ketikkan aja

C:\Documents and Settings\Nama Komputer H>netsh

lalu mulai masuk

netsh>

klo mau mulai dan kita tidak tau apa apa bisa ketikkan netsh>? , nanti akan keluar perintah yang bisa kita gunakan. Langsung aja kita konfigurasi manual IPv6 dalam komputer kita. ketikkan :

netsh>interface ipv6
netsh interface ipv6> add address InterfaceNameOrIndex IPv6Address [[type=]unicast|anycast] [[validlifetime=]Minutes|infinite] [[preferredlifetime=]Minutes|infinite] [[store=]active|persistent]

contohnya :
netsh interface ipv6>add address interface=5 address=2002:1110:4029::4
atau bisa juga
netsh interface ipv6>

"Local Area Connection" fec0::1a49:2aa:ff:fe34:ca8f

untuk menghapusnya :
netsh interface ipv6>delete

address interface=5 address=2002:1110:4029::4

untuk menambahkan gateway :

netsh interface ipv6 add route ::/0 interface “Local Area Connection” 2002:1110:4029::1

(2002:1110:4029::1 adalah gateway-nya)

waduh.. masih kelupaan apa itu netsh. Netsh adalah fasilitas skript baris perintah (command-line scripting utility ) Untuk OS windows yang memungkinkan pengguna memodifikasi konfigurasi jaringan komputer yang sedang berjalan.


reverensi:
http://technet.microsoft.com/en-us/library/cc740203.aspx
http://arqomalifh.multiply.com/journal/item/22/Konfigurasi_IPv6_di_Windows_dengan_netsh

Minggu, 21 Februari 2010

Penentuan Tarif Seluler

Perkembangan teknologi dewasa ini sudah memasuki paruh kedua dari era konvergensi antara telekomunikasi, penyiaran, dan teknologi informasi (TIK). Konvergensi adalah keniscayaan, sudah menjadi kenyataan sehari-hari dan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pemangku kepentingan (stakeholder) di ketiga sektor ini sudah berancang-ancang memasuki tahapan selanjutnya dari era konvergensi teknologi. Pada saat ini, jasa telekomunikasi dengan mudah dapat merambah ke penyelenggaraan jasa lain yang berhubungan dengan penyiaran dan teknologi informasi. Sementara itu, sebaliknya, jasa teknologi informasi juga sudah dapat menunjang penyelenggaraan telekomunikasi dan sekaligus penyiaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat kecenderungan pemasaran berbagai jasa aplikasi telematika yang didiseminasikan kepada masyarakat sebagai suatu gaya hidup yang patut diikuti dinamikanya. Sebagai bangsa yang telah menggunakan aplikasi telematika dengan canggih, trend ini merupakan hal yang menguntungkan, karena pada saat yang bersamaan ikut mendukung pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia. Dalam perspektif Indonesia, telematika dapat menjadi enabler pemulihan ekonomi baik di tingkat mikro maupun makro. Pada tataran konsep, telematika sudah diakui oleh para pemangku kepentingan bidang telematika di seluruh dunia, bahwa industri sektor ini adalah pilar pembangunan ekonomi dari suatu bangsa. Dengan demikian apabila di suatu negara sektor telematika ini mengalami kemajuan, maka salah satu keuntungan yang didapatkan adalah kemampuannya dalam menunjang kemampuan sumber daya manusia untuk menjadi manusia yang berkualitas. Yang pada gilirannya akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang kuat.

Masih pada tataran konsep yang sama, telematika merupakan teknologi yang tidak mengenal batasan (borderless) sehingga dalam penyelenggaraan jasa maupun pengaturan industrinya diperlukan aturan yang meliputi kepentingan bangsa dan negara Indonesia sekaligus memperhitungkan karakter alamiah (nature) dari teknologi itu sendiri. Pada tataran industri, semua aplikasi telematika harus ditunjang oleh keberadaan infrastruktur yang kuat dan memadai. Infrastruktur telematika mencakup di dalamnya akses, regulasi yang mengatur kompetisi, regulasi yang mengatur penggunaan sumber daya terbatas, perhatian atas otonomi daerah, dan sebagainya. Regulasi yang mengatur tentu harus disesuaikan dengan cita-cita bangsa dan negara Indonesia. Dari kajian terhadap proses industrialisasi baik di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, Taiwan maupun Korea, ditemukan bahwa dalam awal pembangunan industrinya, semua negara tersebut memberikan proteksi dan insentif (misalnya subsidi). Oleh karena itu, UU tentang Konvergensi TIK yang merupakan pengganti dari UU No.36/Tahun 1999, haruslah mampu memproteksi dan memberikan insentif bagi pertumbuhan Industri TIK di Indonesia.

Untuk penyelenggaraan telematika di Indonesia, para pemangku kepentingan industri telematika, yang termasuk di dalamnya Pemerintah, perwakilan industri dan masyarakat, selain layak memperhatikan aspek bisnis industri ini, jelas harus memperhitungkan aspek peraturan perundangundangan dan regim pengaturannya (yakni model regulasi, perijinan, pengawasan, kelembagaan dan sanksi serta penyelesaian persengketaan), pelayanan publik, persaingan yang adil, otonomi daerah, dan perlindungan pengguna (konsumen).
Kemudian pada tanggal 7 April 2008 telah ditetapkan tentang “Tata Cara Penetapan Tarif Jasa telekomunikasi Yang Disalurkan Melalui Jaringan Bergerak Seluler” oleh Menteri Komunikasi dan Informatika. Penetapan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika dengan Nomer 09/Per/M.Kominfo/04/2008 (Per. Men Kominfo 09/2008).

Dalam peraturan tersebut mengatur dan menjelaskan beberapa hal berkaitan dengan penentuan tarif ke pelanggan yang selanjutnya disebut sebagai tarif pungut. Dan, beberapa hal lain menyangkut tarif promosi, tarif bundling, tarif de-everage dan penutupan peraturan menteri sebelumnya.






Tarif Pungut
Yang dimasksud disini adalah tarif yang dibebankan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi kepada pelanggan atas penggunaan layanan bergerak seluler.

Formulasi :
tarif pungut = Biaya Elemen Jaringan +
Biaya Aktivitas Layanan retail +
Profit Margin
Biaya elemen jaringan, meliputi :
a. Biaya elemen jaringan on-net (dalam jaringan yang sama)
b. Biaya elemen jaringan off –net (dalam jaringan yang berbeda)
c. Biaya orginasi
d. Biaya terminasi
e. Dan/atau transit dengan jaringan lain


Profit Margin
Profit margin adalah besaran tingkat keuntungan yang di dapat penyelenggara dan besarannya ditentukan oleh peyelenggara masing-masing.
Biaya Aktivitas layanan retail
Biaya yang dikenakan atas masing-masing penggunaan layanan jasa teleponi dasar atau fasilitas tambahan sms.


Tarif Promosi
Setiap penyelenggara jasa telekomunikasi diperkenankan untuk membuat tarif promosi. Dalam aturan ini tarif promosi yang diijinkan adalah lebih rendah dari biaya elemen jaringan. Tarif promosi dapat diterapkan berdasarkan : area layanan, time band dan atau jenis produk layanan.


Tarif Bundling
Penyelenggara jasa telekomunikasi dapat membuat tarif dengan sistem pentarifan bundling kepada pengguna. Bundling yang dimaksud adalah pembebanan biaya dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis biaya penggunaan ke dalam satu jenis biaya.



Tarif de-everage
Yang dimaksud disini adalah tarif pungut dapat dilakukan pendistribusian biaya penggunaan produk layanan ke dalam beberapa kriteria, diantaranya
a. time band
b. lokasi geografis
c. segmentasi produk atau segmentasi layanan yang ditetapkan oleh penyelenggara jasa

Wajib lapor ke BRTI
Setiap penyelenggara jasa telekomunikasi berkewajiban untuk menyampaikan laporan jenis tarif dan struktur tarif beserta besarannya dari seluruh produk layanan yang diimplementasikan kepada regulator (BRTI)

Kententuan Yang Berlaku
Dari semua tarif baik itu tarif pungut, tarif bundling, tarif de-everage dan tarif promosi yang telah dibuat harus mengacu pada asas :
a. transparan
b. rata-rata tidak melebihi tarif pungut yang sudah ditentukan
Sosialisasi ke Pelanggan
Setiap terdapat perubahan tarif seperti yang dimaksud diatas harus di sosialisasikan ke pelanggan. Sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara dengan mempublikasikan perubahan pentarifan, meliputi : Jenis produk layanan, jenis tarif, besaran tarif, sistem pembebanan, waktu dimulainya pemeblakukan tarif. Pemblikasiaannya dapat dilakukan dengan bebarapa cara, diantaranya : melalui brosur atau pamflet, situs internet maupun melalui media cetak maupun elektronik.

Dengan diberlakukannya aturan Per. Men. 09/2008 ini juga sekaligus mencabut atau tidak memberlakukan kembali aturan Per. Men Kominfo No. 12/PERM/M.KOMINFO/ 02/2006 tentang “tata cara penetapan tarif awal dan tarif perubahan jasa teleponi dasar melalui jaringan bergerak seluler”.

Minggu, 14 Februari 2010

Implementasi Jaringan Telepon berbasis VoIP.

Apa sih yang namanya VoIP???

VoIP singkatan dari Voice over Internet Protocol, dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan Internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP. Adapun perbedaan VoIP dengan telepon tradisional adalah masalah infrastrukturnya, jika VoIP menggunakan internet sedangkan telepon tradisional menggunakan infrastruktur telepon yang sudah dibangun lebih awal, dan yang pasti lebih sederhana.
Jika dilihat dari perkembangan teknologi komunikasi data, teknologi komunikasi data sudah semakin andal kualitas media transmisinya. Dalam hal ini, tipe media transmisi sangatlah penting untuk menentukan awal terbentuknya suatu komunikasi, karena menentukan jumlah maksimum bit (binary bit) yang dapat ditransmisikan (bps).


Hah,,,Transtivi,,??? Apa lagi tuh,,,???

Bukan transtivi,,, tapi “transmisi”. Transmisi adalah media penghubung antara variable-variabel yang terdapat pada sistem komunikasi, baik itu yang berupa kabel (wire), maupun tanpa kabel (wireless). Berbagai media transmisi yang digunakan saat ini antara lain:
Two wire open line, paling sederhana
Twise pair line, noise bisa lebih diperkecil lagi
Coaxial cable, bisa digunakan untuk jarak jauh, sampai 1 km masih bisa dilewati 10 Mbps
Fiber optic, menggunakan teknik percikan cahaya pada serat kacanya, dengan cara ini bit rate dapat mencapai ratusan Mbps
Radio, media ini tentunya tanpa kabel (wireless)
Terrestrial microwave, bisa digunakan untuk jarak sekitar 50 km
Satellite, dapat memiliki bandwith sampai 500 MHz, dan dapat menyediakan ratusan saluran data yang mempunyai bit rate tinggi dengan teknik multiplexing.


Trus2,, unsure-unsur pembentuk VoIP apa aja???

Ada empat unsur pembentuk VoIP, yaitu :
1.User Agent
User agent ada yang berupa software, ada pula yang berupa hardware. User agent berfungsi untuk melakukan pemanggilan atau untuk menerima telepon, baik dari sambungan komputer dengan komputer, komputer dengan IP-phone, komputer dengan PSTN (perlu ditambah alat ATA).
User agent yang berupa software lebih populer, hal ini dikarenakan banyak software user agent yang dapat diperoleh secara gratis, cukup melakukan browsing dan download software tersebut.
Beberapa jenis software yang populer sebagai user agent:
Jenis softphone SIP = Sjphone dan X-Lite
Jenis softphone IAX = Idefisk dan IaxLite
Jenis foftphone H.323 = NetMeeting
Adapun jenis hardware yang populer sebagai user agent:
IP Phone
USB Phone
Internet Telephony Gateway (ITG)
Analog Telephone Adaptor (ATA)

2.Proxy
Karena VoIP akan dijalankan di internet maka perlu dibentuk jembatan penghubung, jembatan tersebut biasa disebut dengan proxy, seperti halnya proxy-proxy server pada umumnya, tetapi ini khusus untuk kebutuhan VoIP. Untuk mengoperasikan proxy dibutuhkan softswitch. Untuk versi softswitch open source dan cukup terkenal dan telah teruji keadaannya adalah Asterisk (http://www.asterisk.org), selain itu ada juga OpenSER (http://www.openser.org), SER (http://www.iptel.org/ser), Yate (http://yate.null.ro).

3.Protocol
Protocol merupakan sebuah aturan atau rule yang harus dipenuhi agar akses komunikasi dalam hal ini komunikasi VoIP dapat melewati jaringan, dalam hal ini internet. Di dalam komunikasi VoIP mengenal tiga macam protocol tambahan selain protocol standar internet, yaitu TCP/IP, yaitu:
H.323
Standar H.323 terdiri dari komponen, protocol, dan procedure yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan-layanan multimedia seperti komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan video suara dan data.
SIP (Session Initiation Protocol)
SIP adalah perkembangan dari Voice Over Internet. Pada dasarnya SIP adalah pemaksaan proses signaling telephone PSTN ke jaringan Interne, tentunya proses ini belum tentu cocok dengan jaringan internet yang sifatnya packet switching
IAX (The Inter-Asterisk Exchange)
Yang merupakan protokol dari Asterisk yang sekarang ini dengan dimotori di Indonesia melalui VoIP Rakyat dimasyarakatkan protokol IAX2, untuk user agent, software idefisk menggunakan IAX2.

4.CODEC (coder-decoder)
Pada prinsipnya pengkodean suara merupakan pengalihan kode analog menjadi kode digital agar suara dapat dikirim dalam jaringan komputer. Pengkodean ini dikenal dengan istilah codec (compressor-decompressor). Berbagai jenis dikembangkan untuk memampatkan/mengompresi suara agar dapat menggunakan bandwidthsecara hemat tanpa mengorbankan kualitas suara.
Adapun yang paling sering digunakan di jaringan VoIP rakyat Indonesia adalah GSM atau iLBC, selain cukup baik juga masuk dalam versi opensource,